REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) kembali membuka kesempatan kepada dosen untuk melanjutkan pendidikan jenjang doktor atau S-3 keluar negeri melalui Beasiswa Untuk Dosen Indonesia (BUDI LN).
“Dalam waktu satu pekan ke depan, kami membuka kesempatan untuk dosen-dosen mendaftar Program BUDI LN,” ujar Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Rabu (20/7). Pihaknya kembali membuka kesempatan tersebut, setelah sebelumnya mengumumkan sebanyak 168 penerima beasiswa BUDI LN.
Beasiswa tersebut diperuntukkan bagi dosen-dosen baik yang mengajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) asalkan telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) dan Nomor Induk Khusus (NIDK). Mereka dipersilakan mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
“Pada tahun ini, kuota untuk BUDI LN sebanyak 300 beasiswa. Namun, dari hasil seleksi kuota tersebut tidak terpenuhi. Beberapa penyebabnya karena tidak memenuhi syarat dan ada juga pelamar yang sudah mendapatkan beasiswa dari sponsor lain,” ucap dia.
Kuota BUDI LN untuk tahap kedua yakni 130 beasiswa luar negeri. Pelamar boleh mengajukan belajar di universitas ternama dunia. Tahapan seleksi untuk BUDI LN, lanjut Ghufron, tidaklah terlalu sulit yakni seleksi administrasi dan wawancara.
Meskipun demikian, Kemristekdikti mensyaratkan bahwa calon dosen haruslah cakap dalam kemampuan Bahasa Inggris. Beasiswa BUDI bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di pendidikan tinggi. Salah satu permasalahannya adalah ada sekitar 59.000 dosen yang masih bergelar sarjana. Padahal idealnya menurut UU Guru dan Dosen, 10 tahun setelah disahkan maka tidak ada lagi dosen yang bergelar sarjana.
Beasiswa yang merupakan kerja sama Kemristekdikti dan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) itu terdiri atas beasiswa dalam negeri dan luar negeri. “Pada tahun ini, kami memang tidak mengalokasikan dana untuk beasiswa dosen karena pemotongan anggaran di kementerian. Oleh karena itu kami menjalin kerja sama dengan LPDP untuk pembiayaannya,” kata Ghufron.
Beasiswa itu diluncurkan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016. Kuota beasiswa yang dialokasikan yakni 2.000 beasiswa untuk dalam negeri dan 300 beasiswa untuk luar negeri. Khusus untuk luar negeri, merupakan beasiswa program doktor atau S-3.
Fakultas kedokteran Rumah Sakit Siriraj, Mahidol University menawarkan beasiswa parsial kursus singkat selama 1 – 3 bulan di Fakultas Kedokteran Mahidol University Bangkok, Thailand. Informasi mengenai jenis dan lama kursus serta cakupan beasiswa yang diberikan dapat di download melalui link berikut
JAKARTA, suaramerdeka.com Guna meningkatkan kualitas para dosen serta meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara keseluruhan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan melakukan sejumlah terobosan, salah satunya adalah program dosen magang.
Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Ali Ghufron Mukti mengatakan, bahwa program tersebut bertujuan untuk menciptakan akselerasi percepatan kompetensi dosen muda khususnya dari perguruan tinggi baru, dengan menggali pengalaman dari para dosen berkualitas di perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia.
“Supaya dosen-dosen baru yang berasal dari PTN-PTN baru, kita magangkan di PTN-PTN yang masuk dalam klaster satu atau PTNBH,” ujar Ghufron.
Dikatakan, ini pihaknya tengah melakukan seleksi terhadap para dosen yang berminat untuk mengikuti program tersebut. Pasalnya untuk tahun ini, pemerintah hanya menyediakan kuota sebanyak 50 orang dosen.
“Peserta yang sudah mendaftarkan diri sebanyak 325 dosen, sedangkan kuota hanya sebanyak 50 orang. Saat ini masih sangat terbatas,” paparnya.
Selain itu, upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi baru juga dilakukan dengan model mobilisasi dosen-dosen senior dan berpengalaman. Diharapkan para dosen yang dinilai memiliki kualifikasi serta kompetensi tersebut juga memberikan pengajaran dalam batas waktu tertentu di perguruan tinggi baru.
“Moblisasi dosen berkualitas dan memiliki mutu profesionalisme yang baik itu dapat membantu perkembangan kualitas dosen,” jelasnya.
Dengan demikian, akan tercipta peningkatan dan penguatan institusi pada PTN yang masih baru. “Mobilisasi dosen ini telah menjaring sekitar 43 dosen peserta program,” imbuh Ghufron.
Kesempatan beasiswa King Abdullah University of Science and Technology info lebih lanjut