Dear Bapak/Ibu Faculty Member,
Dari tahun ke tahun jumlah artikel peneliti Universitas Andalas yang terbit di jurnal internasional kian bertambah berkat upaya dan kerja keras Rekan-Rekan sekalian. Sehubungan dengan terbitnya Keputusan Menteri Ristek dan Dikti mengenai pedoman JJA yang baru. Dalam penilaian kenaikan jenjang, tim asesor Kopertis dan Dikti telah mengadopsi pedoman jurnal predator yang dikeluarkan oleh Jeffrey Beall, seorang pemerhati dunia penerbitan jurnal ilmiah. Situs web tersebut ada dihttp://scholarlyoa.com/<http://scholarlyoa.com/>. Jurnal predator dimaksudkan sebagai “vanity publishing” yaitu asal terbit. Peer review yang minim, dan biaya yang mahal adalah beberapa ciri-ciri jurnal predator. Jurnal predator juga sering mengirim undangan menulis artikel dengan kata-kata yang menyanjung sehingga para peneliti sering terkecoh. Ada beberapa kasus dimana sebuah jurnal yang tadinya dikelola dengan baik setelah terindeks SCOPUS lalu berubah menjadi jurnal predator untuk mengeruk keuntungan. SCOPUS tidak selalu cepat dalam hal ini sehingga ada beberapa jurnal predator yang juga terindeks SCOPUS.
Daftar penerbit jurnal predator:
https://web.archive.org/web/20161202192036/https://scholarlyoa.com/publishers/
Daftar jurnal predator secara individual:
http://scholarlyoa.com/individual-journals/
Selamat kepada para pelamar BUDI LN (Luar Negeri) yang lolos seleksi wawancara. Bagi pelamar yang lolos seleksi, harap melengkapi lampiran permohonan keberangkatan ke luar negeri. Berikut beberapa file yang dapat diunduh :
Daftar Nama Pelamar BUDI yang lolos wawancara
Lampiran Permohonan Keberangkatan Ke luar negeri
Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terimakasih.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) kembali membuka kesempatan kepada dosen untuk melanjutkan pendidikan jenjang doktor atau S-3 keluar negeri melalui Beasiswa Untuk Dosen Indonesia (BUDI LN).
“Dalam waktu satu pekan ke depan, kami membuka kesempatan untuk dosen-dosen mendaftar Program BUDI LN,” ujar Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Rabu (20/7). Pihaknya kembali membuka kesempatan tersebut, setelah sebelumnya mengumumkan sebanyak 168 penerima beasiswa BUDI LN.
Beasiswa tersebut diperuntukkan bagi dosen-dosen baik yang mengajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) asalkan telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) dan Nomor Induk Khusus (NIDK). Mereka dipersilakan mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
“Pada tahun ini, kuota untuk BUDI LN sebanyak 300 beasiswa. Namun, dari hasil seleksi kuota tersebut tidak terpenuhi. Beberapa penyebabnya karena tidak memenuhi syarat dan ada juga pelamar yang sudah mendapatkan beasiswa dari sponsor lain,” ucap dia.
Kuota BUDI LN untuk tahap kedua yakni 130 beasiswa luar negeri. Pelamar boleh mengajukan belajar di universitas ternama dunia. Tahapan seleksi untuk BUDI LN, lanjut Ghufron, tidaklah terlalu sulit yakni seleksi administrasi dan wawancara.
Meskipun demikian, Kemristekdikti mensyaratkan bahwa calon dosen haruslah cakap dalam kemampuan Bahasa Inggris. Beasiswa BUDI bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di pendidikan tinggi. Salah satu permasalahannya adalah ada sekitar 59.000 dosen yang masih bergelar sarjana. Padahal idealnya menurut UU Guru dan Dosen, 10 tahun setelah disahkan maka tidak ada lagi dosen yang bergelar sarjana.
Beasiswa yang merupakan kerja sama Kemristekdikti dan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) itu terdiri atas beasiswa dalam negeri dan luar negeri. “Pada tahun ini, kami memang tidak mengalokasikan dana untuk beasiswa dosen karena pemotongan anggaran di kementerian. Oleh karena itu kami menjalin kerja sama dengan LPDP untuk pembiayaannya,” kata Ghufron.
Beasiswa itu diluncurkan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016. Kuota beasiswa yang dialokasikan yakni 2.000 beasiswa untuk dalam negeri dan 300 beasiswa untuk luar negeri. Khusus untuk luar negeri, merupakan beasiswa program doktor atau S-3.
Fakultas kedokteran Rumah Sakit Siriraj, Mahidol University menawarkan beasiswa parsial kursus singkat selama 1 – 3 bulan di Fakultas Kedokteran Mahidol University Bangkok, Thailand. Informasi mengenai jenis dan lama kursus serta cakupan beasiswa yang diberikan dapat di download melalui link berikut